Mari menjadi bangsa pembelajar untuk kemajuan bangsa dan kualitas diri.
Mari menjadi bangsa pembelajar
untuk kemajuan bangsa dan kualitas diri. Inilah sosok manusia
yang Cak Motivator Indonesia harapkan akan muncul dalam bangsa kita Indonesia. Yaitu
orang-orang yang mempunyai ide/gagasan/pemikiran yang bersifat global atau
mendunia dan tidak kalah dengan para pemikir/ilmuwan/ahli di mancangera sana.
Tapi meskipun setara dengan mereka, tapi tetap berkepribadian local bangsa kita
Indonesia. Seperti apakah gambaranya? Berikut ini akan saya ambilkan contoh
dari Korea Selatan.
Korea Selatan adalah bangsa yang sangat bangga dengan
identitas kebangsaan mereka sendiri. Dan salah satu bentuk identitas kebangsaan
suatu bangsa adalah bahasa yang mereka miliki. Nah demikian pula Bangsa Korea
Selatan, pada dasarnya mereka sangat begitu bangga terhadap bahasa Korea
Selatan (mereka biasa menyebutnya Han Guk Mal). Beberapa puluh tahun yang lalu
sekitar decade 70an dan 80an, mereka tetap percaya diri untuk menggunakan
bahasa Korea sendiri di dalam negeri Korea Selatan. Akibatnya apa? maka setiap
warga asing yang akan masuk ke Korea Selatan harus menyesuaikan diri dengan
bahasa mereka. Pendek kata, kalau orang akan masuk korea Selatan, maka harus
belajar Bahasa Korea Selatan. Bagaimana dengan bahasa Inggris? Bukankah bahasa
Inggris adalah bahasa internasional?. Betul, bahasa Inggris adalah bahasa
internasional. Tapi waktu itu yang terjadi adalah kebanggaan terhadap bahasa
sendiri, sehingga tidak perduli dengan bahasa Inggris. Pokoknya, siapapun yang
akan masuk Korea Selatan, harus berbahasa Korea Selatan. Kalau tidak mau, maka
jangan harap bisa berkomunikasi di sana. Itu yang terjadi di era 70an dan 80an.
Tapi karena perkembangan kebudayaan yang tidak dapat
dihindari, dan mobilitas manusia berbagai bangsa yang cukup tinggi, akhirnya
bangsa Korea Selatan juga mau terbuka
terhadap bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional. Sehingga gerakan nasional
untuk belajar bahasa Inggris, sangat mendapat perhatian. Tidak saja dari
pemerintah Korea Selatan sendiri, tapi juga dari masyarakat dari berbagai
kalangan sangat antusias menyambutnya. Antusias masyarakat Korea Selatan untuk
belajar memang cukup tinggi dibanding dengan bangsa-bangsa lain. Hal ini bisa
terlihat dari keinginan masyarakat Korea Selatan, baik anak-anak TK, SD, SMP,
SMA, remaja, dewasa dan orang yang sudah tua sekalipun, untuk belajar bahasa
Inggris. Mungkin saja kalau di Indonesia mengadakan tahun gerakan belajar
bahasa Inggri, maka hanya akan diikuti oleh mereka yang masih pelajar, anak
muda, remaja dan peserta didik di sekolah atau di lembaga pendidikan. Tapi yang
terjadi di Korea Selatan sungguh fantastis, hampir semua lapisan masyarakat
belajar bahasa inggris dengan gaya mereka sendiri. Semua anggota masyarakat
belajar bahasa Inggris, mulai dari penjual makanan di trotoar sampai mereka
yang punya restoran. Bahkan, saya sempat bertemu seorang tukang kayu dan tukang
batu bata yang pekerjaanya membuat bangunan (kalau di Indonesia tukang batu)
juga ternyata sangat antusias belajar belajar bahasa Inggris. Para tukang kayu
dan batu ini, kalau ketemu dengan orang asing, selain menggunakan bahasa Korea
Selatan, mereka juga sangat percaya diri menggunakan bahasa Inggris. Ini
menunjukan bahwa bangsa Korea Selatan adalah bangsa yang sangat percaya diri
dan punya semangat belajar yang sangat tinggi, meskipun Korea Selatan adalah
termasuk bangsa yang maju.
Demikian juga dengan anak-anak kecil yang masih usia antara 6
sampai 9 tahun. Kalau anak-anak ini disapa orang asing, mereka juga akan sangat
percaya diri, dan menjawab dengan bahasa Inggris. Nah,
orang-orang yang sudah lanjut usianya dan berusia sekitar 50 tahunan juga tidak
kalah bersemangatnya dalam menggunakan bahasa Inggris.
Meskipun bangsa Korea Selatan sekarang sudah terbuka dengan bahasa Inggris, tapi kebanggan terhadap bahasa Korea Selatan dan kepribadian bangsa Korea Selatan, masih tetap ada. Paling tidak ini terwujud dari masih gencarnya pembelajaran Bahasa Korea secara gratis yang deiberikan oleh lembaga-lembaga tertentu pada warga asing yang tinggal di Korea Selatan. Biasanya mereka akan punya waktu belajar bahasa Korea Selatan hari minggu. Selain itu, kepribadian mereka yang ramah, sopan santun terhadap bangsa asing juga tetap terjaga. Padahal mereka adalah bangsa yang maju. Artinya, mereka berhasil menyerap dari inti keilmuan dari Negara-negara maju, tapi tetap berkepribadian asli Korea Selatan.
Bangsa yang maju seperti Korea Selatan saja, masih semangat untuk belajar, mestinya bangsa Indonesia juga lebih bersemangat belajar menuntut ilmu, mengejar ketertinggalan dari bangsa lain, dengan tetap berkepribadian murni bangsa Indonesia.
(Agung Kurniawan Muhammad – Cak Motivator Indonesia –
Konsultan HRD)