Keutamaan mencari ilmu, kewajiban atau kebutuhan......

Keutamaan mencari ilmu, kewajiban atau kebutuhan? Teman teman, kali ini cak motivator akan mengupas tentang apa urgensinya mencari ilmu dari perspektif siklus hidup manusia, yaitu dari janin yang ada di kandungan, lahir ke bumi, dan pindah ke alam akhirat. Nanti akan kita lihat bagaimana posisi ilmu dalam diri kita. Baiklah teman-teman, segera kita mulai perjalan perspektif siklus hidup manusia.

Pertama, saat janin masih dalam kandungan. Pada waktu di dalam kandungan selama 9 bulan 10 hari dalam hitungan kehamilan dan kelahiran normal (kalau cesar bisa lebih singkat) ternyata ada 2 entitas dalam diri kita yang tidak terpisahkan. Satu adalah badan fisik kita yang berupa janin yang nanti akan menjadi badan fisik kita di bumi ini sesudah kita lahir. Kedua, ari-ari atau dalam bahasa jawa di sebut dolor/saudara. Ya… dalam kandungan ibu kita tidak sendirian, tapi ditemani dolor/saudara/ari-ari. Kita tidak tahu, apakah kita setiap hari bercakap cakap dengan dolor/saudara/ari-ari selama dalam kandungan he he he. Yang pasti, ari-arilah yang menemani kita. Sehingga dalam perspektif jawa, ketika bayi yang baru lahir dan belum bisa apa apa tapi bisa tersenyum sendiri, itu berarti si bayi sedang bergurau dengan dolor/saudara/ari-ari. (boleh percaya, tidak juga tidak apa apa koq he he he). Tapi yang pasti, ari ari inilah yang mensuplai kebutuhan kita sehari hari selama kita dalam kadungan. Nah… begitu kita pindah alam atau lahir, maka dari 2 entitas ini hanya tinggal satu yang akan bisa hidup dalam alam bumi ini yaitu badan fisik kita. Sementara ari-ari/dolor/saudara yang juga satu entitas dengan kita, sudah tidak lagi berfungsi dan biasanya ditanam dalam bumi.

Kedua, saat di bumi entitas kita juga ada 2 yaitu badan fisik kita dan jiwa/ruh. Kemana-mana kita selalu ditemani jiwa kita. Untuk menumbuhkan baadan fisik kita, maka kita mengkonsumsi makanan. Sedangkan untuk menumbuhkan jiwa kita, kita membutuhkan ilmu dan amal. Ilmu yang kita jalankan/praktekan akan menjadi amal. Selama dalam bumi, maka 2 hal ini harus kita tumbuhkan secara baik. Sehingga badan tumbuh menjadi fisik yang sehat, demikian juga jiwa menjadi jiwa yang sehat dengan ilmu dan amal yang banyak. karena itu, marilah menjadi pembelajar yang selalu menuntut ilmu untuk kemajuan bangsa dan meningkatkan kualitas diri/Jiwa 

Ketiga, perspektif kehidupan sesudah mati. Peristiwa kematian kita, hampir sama dengan kelahiran kita. Waktu kita lahir, maka ari-ari akhirnya kita tinggalkan dan perjalanan dilanjutkan oleh badan fisik kita. Demikian juga waktu kematian, maka badan fisik kita tinggalkan dan perjalanan dilanjutkan oleh jiwa/ruh kita.

Itulah 3 perspektif siklus hidup manusia. Lantas apa hubungannya dengan mencari ilmu. Imam Ghazali mengatakan, perhiasan badan adalah baju, jubah yang gemerlap yang menempel di badan kita. Sedangkan perhiasan jiwa adalah ilmu yang menempel dalam jiwa kita. Semakin banyak ilmu yang kita amalkan maka akan semakin indah dan gagah jiwa kita. (ini perepektif perpindahan dari bumi ke akhirat lewat kematian).
Demikian juga halnya dalam proses kelahiran kita. Kalau kita ingin bayi kita terlahir dengan badan fisik yang sehat, maka kita harus makan makanan yang bergizi kemudian ditransfer ke ari-ari dan disalurkan menjadi satu ke janin bayi.

Konsklusinya :
Semakin bergizi makanan yang dikonsumsi, maka semakin sehat bayi yang akan lahir. Semakin buruk makanan yang dikonsumsi, makan semakin jelek kesehatan dan fisik bayi yang akan lahir.

Demikian juga, semakin baik dan banyak ilmu yang kita dapatkan dan amal yang kita lakukan, maka semakin indah, gagah, sehat jiwa kita nanti. Pun demikian, semakin buruk ilmu yang kita pelajari dan kita amalkan, semkin jelek dan buruk jiwa kita nanti.

Sekarang teman-teman bisa meliihat urgensinya mencari ilmu. Dan silahkan memilih ilmu dan amal macam apa yang akan teman teman cari. Semoga tulisan  Cak Motivator bermanfaat untuk teman teman.  Salam….


(Agung Kurniawan Muhammad – Cak Motivator – Konsultan HRD)

Popular posts from this blog

Cara memimpin Briefing Pagi dan sore di kantor.

Formal Public Speaking, Non Formal Public Speaking (Ayo belajar Public Speaking Episode 4)

Sosialisasi dan internalisasi Visi dan Misi Perusahaan ke Karyawan