Gurauan Zaskia Gotik ditinjau dari perspektif Gurauan ala Rasulullah.

Gurauan Zaskia Gotik ditinjau dari perspektif Gurauan ala Rasulullah. Dalam beberapa hari terakhir ini masyarakat Indonesia disuguhi kasus Zaskia Gotik yang dianggap menghina martabat bangsa Indonesia dalam satu sesi acara Dhasyat yang ditayangkan televisi terkemuka di tanah air. Terkait dengan itu, Cak MotivatorIndonesia akan mengajak teman-teman melakukan tinjauan terhadap masalah etika dan tata cara bergurau. Dalam sesi cerdas cermat di acara tersebut, zaskia gotik mendapatkan pertanyaan “kapan kemerdekaan Indonesia dikumandangkan?. Pertanyaan ini dijawab Zaskia gotik “sesudah adzan subuh … tgl 32 Agustus”. Dan pertanyaan kedua adalah “apa lambang sila kelima dari pancasila?” pertanyaan kedua ini dijawab Zaskia Gotik “bebek nungging”.

Dari peristiwa inilah (zaskia Gotik, Attitude, lambang negara dan gurauan), kemudian Zaskia Gotik dilaporkan ke polisi dengan sangkaan melakukan penghinaan terhadap lambang-lambang Negara dan terancam hukuman 5 tahun penjara. Menghadapi kasus ini, zaskia gotik sudah melakukan permintaan maaf berulang kali pada masyarakat Indonesia. Zaskia beralasan, bahwa dirinya sama sekali tidak ada niatan untuk menghina bangsanya sendiri.

Premis dasar.
“Barang siapa yang ingin mendapatkan dunia, maka kuasailah ilmu dunia, dan. Dan barang siapa ingin mendapatkan akhirat, maka kuasailah ilmu akhirat”.

Perspektif Gurauan/Canda ala Rasulullah.
Bercanda/bergurau adalah sesuatu aktivitas sehari-hari hari yang bisa terjadi di sekitar kita. Bergurau memang banyak manfaatnya, membuat suasana jadi ceria, membuat suasana yang beku jadi mencair dll. Tapi, bergurau juga bisa jadi boomerang kalau tidak dilakukan dengan hati-hati. Dan mengacu pada premis dasar di atas, maka sebenarnya bergurau itu tidak sembarang bergurau. Tapi juga ada ilmu dan tata caranya. Karena kalau sembarang bergurau, akan membawa celaka untuk diri sendiri ataupun orang lain. Ingat juga peribahasa “mulutmu adalah harimaumu”. Jadi, kalau kita salah ngomong dalam bergurau, maka ibarat kita diterkam oleh Harimau kita sendiri. Karena itu nampaknya kita semua harus belajar lagi bagaimana ilmu dan tata cara kita bercanda atau bergurau.   

Nah… dalam bergurau, memang nampaknya kita lebih baik mengacu pada gurauan/canda ala rasulullah yang insya Allah tidak akan menimubulkan masalah. Berikut ini beberapa catatan dan ilmu bergurau :

Pertama, bahan bergurau  haruslah merupakan suatu kebenaran, jadi bukan suatu kebohongan.

Kedua, tidak menjadikan seseorang atau nama seseorang sebagai bahan guraun atau malah jadi bahan olok olokan.

Ketiga, bergurau secukupnya. Jangan bergurau/bercanda berlebihan karena banyak bergurau bisa mematikan hati.

Berikut ini beberapa contoh bergurau/candaan alah rasulullah, yang saya sunting dengan bahasa sehari hari kita :

Fulan yang matanya ada putih-putihnya.
Suatu hari rasulullah bertemu dengan seorang wanita sehingga terjadi dialog sbb :
Wanita             : Ya rasul, suamiku si fulan mengundang rasul untuk makan.
Rasulullah         : ohh suamimu si fulan yang matanya ada putih-putihnya itu ?
Wanita             : Tidak ya rasulullah, suamiku matanya tidak ada putih-putihnya.
Rasulullah         : Iya… suamimu si fulan itu, matanya ada putih-putihnya.
Wanita             : (Dengan nada ngotot) tidak ya Rasulullah, sekali lagi suamiku matanya
                           tidak ada putihnya-putihnya.
(Melihat wanita ini semakin ngotot rasulullahpun menjelaskan).
Rasulullah         : Bukankah setiap orang matanya pasti ada putihnya... (setiap orang memiliki mata dengan komposisi warna hitam dikelilingi warna putih)
Mendengarkan penjelasan rasulullah, si wanita inipun akhirnya tersenyum.
 
Anak Onta.
Suatu hari Rasulullah melihat seorang sahabat yang sedang menaiki onta, kemudian terjadilah dialog sbb :
Rasulullah         : Ya fulan… kenapa engkau menaiki anak onta?
Fulan                : Ya rasulullah, ini bukan anak onta, ini induk onta.
Rasulullah         : Ini anak onta.
Fulan                : Ya rasulullah, ini induk onta bukan anak onta.
(Melihat si fulan mulai ngotot, rasulullahpun menjelaskan).
Rasulullah         : Bukankah semua onta adalah anak dari induk onta????

Dari dua contoh gurauan rasulullah di atas, maka kita bisa melihat bahwa dalam bergurau yang diajarkan rasulullah, semua bahan gurauan adalah sesuatu yang benar (bukan sesuatu yang bohong), tidak mengolok-olok atau menyakiti hati orang lain,

Dari uraian di atas, maka Cak Motivator Indonesia mengajak supaya kita semua lebih hati-hati dan beretika dalam bergurau atau bercanda. Sehingga tidak menimbulkan fitnah untuk diri sendiri maupun orang lain.

Salam…
(Agung Kurniawan Muhammad – Cak Motivator Indonesia – Konsultan HRD/SDM)

Popular posts from this blog

Cara memimpin Briefing Pagi dan sore di kantor.

Formal Public Speaking, Non Formal Public Speaking (Ayo belajar Public Speaking Episode 4)

Regenerasi Karyawan dalam Perusahaan.