Moment Kenaikan Gaji, bersifat Privacy atau Informasi?

Moment Kenaikan Gaji, bersifat Privacy atau Informasi?. Moment atau saat kenaikan gaji memang saat yang ditunggu-tunggu karyawan. Dan setiap gaji karyawan tentu saja jumlahnya berbeda-beda. Artinya, gaji yang didapatkan masing masing karyawan pastilah berbeda-beda. Demikian juga kalau ada kenaikan gaji, tentu jumlahnya juga menjadi berbeda-beda setiap karyawan. Nah, masalahnya…apakah kenaikan gaji karyawan itu bersifat privacy/pribadi atau bersifat informasi yang setiap orang boleh tahu satu sama lainnya?? Nanti akan kita ketahui jawabanya.
Seperti halnya karyawan-karyawan di perusahaan perusahaan pada umumnya, kenaikan gaji adalah sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu. Tapi begitu hari H pelaksanaan kenaikan gaji, apakah semua karyawan begembira meskipun semua karyawan menerima kenaikan gaji? Jawabnya, belum tentu he he he ada karyawan bergembira ada karyawan yang bersedih, padahal mereka semua sama sama menerima kenaikan gaji. Aneh ya….wong naik gaji koq malah sedih.

Secara umum, karyawan yang menerima kenaikan gaji dibagi dalam 2 kelompok besar:

Pertama, kelompok yang merasa senang dengan adanya kenaikan gaji yang diterimanya. Mereka ini melihat atau bercermin pada dirinya sendiri yang merasa beruntung dan bersyukur karena mendapatkan kenaikan gaji. Begitu tahu gajinya naik, biasanya langsung bergembira dan pulang membawa gajinya yang baru dengan berbagai rencana penggunaan atas jumlah gaji yang lebih besar ini.

Kedua, kelompok yang merasa sedih meskipun menerima kenaikan gaji. Koq bisa? Ya bisa. Begini ceritanya, pada waktu menerima kenaikan gaji, karyawan yang ada pada kelompok ini biasanya akan melihat kenaikan gaji yang diterimanya. Kemudian mereka ini langsung kepo terhadap gaji teman-temanya. Sehingga yang dilakukan berikutnya adalah semua karyawan ditanya dapat gaji berapa sesudah kenaikan gaji kali ini?. Nah kalau ternyata yang didapatkanya lebih besar dari gaji temanya, biasanya akan sombong. Tapi kalau ternyata teman-temanya dapat gaji yang lebih besar dibandingkan yang diterimannya, maka hatinya jadi sedih dan jengkel kemudian uring-uringan da membuat keributan di perusahaan/kantor. Nah… aneh kan, wong naik gaji koq malah uring-uringan.

Bagaimana menyikapi kenaikan gaji yang diterima?
Kalau moment kenaikan gaji malah membuat bersedih dan jengkel, apa iya tidak perlu ada kenaikan gaji he he he. Tentu saja tidak demikian. Yang membuat kita bersedih, bersyukur, tenang, gembira adalah cara kita mengambil sikap. Bukan kenaikan gaji itu. Premis dasarnya begini.

Segala sesuatu itu bersifat netral, tidak menyenangkan dan tidak menyedihkan”.
“Yang membuat kita bersedih atau bergembira, bersyukur atau kufur adalah cara kita bersikap terhadap sesuatu itu

Nah kalau premis di atas kita aplikasikan/diterapkan dalam moment kenaikan gaji, maka bunyinya jadi seperti ini.

Kenaikan gaji itu bersifat netral, tidak menyenangkan dan juga tidak menyedihkan”.
“Yang membuat kita bersedih atau bergembira, bersyukur atau kufur adalah cara kita bersikap terhadap kenaikan gaji itu”.

Koq bisa begitu?. Coba lihat cerita di atas pada kelompok pertama langsung mensyukuri kenaikan gajinya, tidak kepo kasak kusuk kesana kemari. Ya sudah beryukur saja, wong rezekinya bertambah. Kemudian beralih ke kelompok kedua, langsung kepo Tanya kesana kemari dan kasak kusuk. Berbeda sekali khan sikapnya? Sikap dan perilaku yang berbeda akan menghasilkan perasaan di yang berbeda juga di hati?.
Jadi bagaimana cara menyikapi kenaikan gaji yang benar? Begini rumusan Cak Motivator Indonesia pada saat kita menerima kenaikan gaji.

Pertama. Syukuri dulu karena kita mendapatkan rezeki yang bertambah.

Kedua. Jangan pernah mempertanyakan gaji yang diterima teman anda. Ingat, itu tidak sopan, karena tidak semua orang berkenan dan nyaman menerima pertanyaan itu, bisa jadi teman anda sangat jengkel dengan pertanyaan masalah gaji, karena mereka merasa itu sangat pribadi. Jadi anda, jangan kepo, dan ingin tahu jumlah gaji yang diterima teman anda. Lha kalau kita tidak puas dengan gaji yang kita terima?... ikuti langkah ketiga ini.

Ketiga. Jangan bertanya gaji teman anda berapa? Tapi tanyalah diri anda sendiri, sudah pantaskah anda digaji sebesar itu? Kalau anda merasa tidak pantas dengan gaji yang anda terima (mungkin anda merasa sangat kecil gaji anda). Maka ikuti langkah selanjutnya.

Keempat. Tanyakan pada pejabat perusahaan yang punya wewenang penilain terhadap kinerja anda? Ada masalah apa dengan hasil kerja/kinerja anda koq gaji yang diterima ada kecil? Maka nanti anda akan menemukan jawaban. Paling tidak jawabanya 1 diantara 2 hal ini. Jawaban yang pertama, bisa jadi anda sudah bener kerjanya, kinerja anda juga sudah bagus, hanya saja perusahaan memang mampunya membayar anda segitu he he he (berarti anda harus berpikir, langkah selanjutnya apa…..). Jawaban yang kedua, bisa juga karena kinerja atau hasil kerja anda yang memang kurang bagus, tidak seperti yang diharapkan perusahaan. (berarti anda harus memperbaiki kinerja anda. Mintalah saran pada pejabat ini, anda harus bagaimana supaya gajinya bisa lebih besar. Nanti pasti dijawab oleh pejabat perusahaan ini).

Itulah langkah-langkah yang perlu kita lakukan pada saat kita menerima kenaikan gaji versi Cak Motivator Indonesia. Semoga bermanfaat.
Salam…

(Agung Kurniawan Muhammad – Cak Motivator Indoneesia – Konsultan SDM/HRD)

Popular posts from this blog

Cara memimpin Briefing Pagi dan sore di kantor.

Formal Public Speaking, Non Formal Public Speaking (Ayo belajar Public Speaking Episode 4)

Regenerasi Karyawan dalam Perusahaan.