Mirna – (Jessica ada ke arah psikopat).

Psikolog Polri menyatakan, Jessica tersangka kasus pembunuhan terhadap Mirna, ada ke arah Psikopat.  Apa sebenarnya psikopat itu dan bagaimana seseorang menderita psikopat, dan antisipasinya supaya terhindar dari psikopat, akan kita bahas dalam posting kali ini. Selain itu, kita juga akan melihat, apakah seorang psikopat bisa lepas dari jeratan hukum.

Psikopat berasal dari kata psiko dan patos. Psiko berarti psikologi atau kejiawaan. Sedangkan patos atau patalogi berari penyakit/gangguan. Jadi psikopat berarti orang yang mengalami gangguan Jiwa. Gangguan jiwa bukan berarti Gila. Karena kalau gangguan jiwa, artinya jiwanya terganggu oleh satu penyebab yang orang awam juga tidak menyadari gangguan itu berbentuk apa dan dari mana gangguan itu berasal?. Lantas apa bedanya antara gangguan jiwa dan gila? Gangguan jiwa itu, merupakan perilaku yang menyimpang tapi tetap dalam posisi memiliki kesadaran atas semua tindakanya. Sementara gila, tidak memiliki kesadaran atas tindakannya. Itu sebabnya kenapa orang gila bisa lepas dari jeratan hukum atas tindakanya yang melanggar hukum. Sementara Psikopat masih tetap bisa dijerat oleh hukum, karena masih memiliki kesadaran atas tindakanya yang melanggar hukum.

Ciri psikopat.
Pada dasarnya, tidak semua orang yang menderita psikopat adalah pembunuh atau pelaku kriminal.  Bahkan sebenarnya dari para psikopat, ternyata hanya 10 sampai 20 % saja yang menjadi pelaku criminal/pembunuhan. Rata-rata yang malakukan criminal atau pembunuhan, melakukanya dengan cara yang sadis. Kenapa mereka bisa melakukan tindak kiminal/pembunuhan dengan cara yang sadis/kejam?. Ini jawabanya. Karena seorang psikopat tidak memiliki rasa empati. Empati punya pengertian, bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain. Jadi kalau ada orang lain merasa menderita, maka kita juga bisa merasakan penderitaan itu. Kalau ada orang lain sedih tertimpa musibah, maka kita juga bisa ikut merasa bersedih. Itulah arti empati. Orang pada umumnya memiliki rasa empati ini secara reflek. Tapi seorang psikopat, tidak memiliki rasa empati ini. Itulah kenapa mereka disebut mengalami gangguan kejiwaan, rasa empati inilah yang terganggu. Karena tidak memiliki rasa empati inilah, maka para psikopat ini mampu melakukan perbuatan criminal/pembunuhan secara sadis/keji. Tentu saja mereka  bisa melakukan itu, karena mereka tidak merasa kasihan terhadap korbanya. Bagaimana mereka bisa merasa kasihan, wong mereka tidak memiliki rasa empati.

Ciri lainnya dari psikopat, pandai memanipulasi dan juga memiliki tingkat emosional yang sangat rendah, serta daya analisa yang sangat akurat dan tajam. Karena tidak memiliki rasa empati, maka tingkat emosionalnya juga sangat rendah. Sehingga, mereka ini kebanyakan sangat tenang dan jarang terkejut. Kalau pada umumnya ketika ada orang lain yang tiba-tiba bertepuk tangan di belakang telinga kita, maka kita sangat terkejut. Tapi, bagi psikopat bisa jadi mereka hanya menoleh ke belakang tanpa emosi dan ekspresi. Itu kenapa mereka juga punya daya analisa yang cukup tajam dan akurat, karena mereka jarang sekali melibatkan emosi dirinya waktu melakukan analisa.

Pencegahan sejak dini.
Sampai saat ini, masih belum bisa dipastikan apa sebenarnya yang menjadi penyebab munculnya psikopat dalam diri seseorang. Apakah karena kelainan sensor saraf motorik atau karena lingkungan. Atau bisa jadi malah keduanya. Meski demikian, masyarakat tetap bisa melakukan upaya pencegahan sejak dini. Berkaitan dengan ciri psikopat (tidak punya rasa empati). Maka hal ini bisa dideteksi sejak dini. Secara umum, seorang dewasa yang menderita psikopat, biasanya waktu kecil memang sudah tidak punya rasa empati, baik pada sesama anak sebayanya atau yang lebih kecil, lebih besar, juga tidak punya empati pada hewan/binatang. Nah, karena itu, kalau ada di antara angota keluarga kita yang kecenderungan tidak memiliki empati, maka sebaiknya langsung melakukan upaya menumbuhkan kembali rasa empati anak-anak ini. Upaya ini, juga sekaligus sebagai upaya pencegahan. Jadi sejak kecil, pupuk terus rasa empati anak anak kita, baik pada hewan, tanaman maupun pada sesama manusia. Ajari anak-anak supaya tetap berperilaku jujur sehingga tidak melakukan hal hal yang manipulative.

Apakah seseorang yang masih kecil bisa menderita psikopat?. Setiap anak mengalami pertumbuhan, baik fisik maupun psikologi sampai ia dewasa. Ketika. Anak-anak masih kecil, mereka ini belum tahu konsep empati. Jadi kalau terlihat anak-anak melakukan perilaku-perilaku tanpa rasa empati, maka upayakan memberi pengertian tentang rasa empati yang perlu dimiliki anak-anak. Ini semua, adalah upaya kita untuk menghindarkan orang di sekitar kita yang kita cintai dari gangguan kejiwaan yang bisa melanda siapapun.
Demikian postingan cak motivator Indonesia tentang upaya pencegahan terhadap gangguan kejiawaan/psikopat.

Salam

(Agung Kurniawan Muhammad – Cak Motivator Indonesia- Konsultan HRD)       

Popular posts from this blog

Cara memimpin Briefing Pagi dan sore di kantor.

Sosialisasi dan internalisasi Visi dan Misi Perusahaan ke Karyawan

Formal Public Speaking, Non Formal Public Speaking (Ayo belajar Public Speaking Episode 4)