“Mencari Karyawan Susah” Mitos HRD atau Realitas?

Mencari Karyawan Susah” Mitos HRD atau Realitas. Satu diantara mitos di department HRD adalah "Mencari karyawan susah". Sebelum kita mengulas lebih dalam tentang  "Mencari Karyawan Susah" adalah suatu mitos atau bukan, ada  baiknya kalau kita  satu cerita tanya jawab antara CakMotivator Indonesia (CMI) dan seorang Businessman(SB).

SB : saya sering mendapat kesulitan dalam mengelola Sumber Daya Manusia di bisnis saya
CMI : Kesulitan semacam apa yang anda raasakan?
SB : Karena rasio karyawan saya keluar-masuk perusahaan sangat tinggi. Dengan kondisi seperti itu saya bingung mengelolanya. Karena seringkali,karyawan keluar keluar perusahaan denga cara mendadak. Sementara itu di sisi lain belum mendapatkan gantinya. Jadi pasti ada pekerjaan yang harus dirangkap-rangkap.
CMI : Kalau tadi disebutkan oleh Anda, bahwa mencari karyawan itu susah. Nah yang menjadi pertanyaan berikutnya adalah kapan anda mencari karyawan?.
SB : ya tentu saja pas karyawan ada yang pamit tidak bekerja lagi.
CMI : Nah... inilah kebiasaan yang  yang sering dilakukan perusahaan "mencari karyawan pada waktu sedang membutuhkan". Apa akibatnya jika perusahaan berburu karyawan pada waktu  membutuhkan/buru-buru untuk segera menggantikan karyawan yang baru saja keluar???... yang terjadi adalah, perusahaan main asal comot/asal dapat. Wal hasil, perusahaa tidak bisa mempunyai karyawan yang berkualitas karena mencarinya terburu-buru.
SB : Jadi seharusnya seperti apa? masak perusahaan merekrut  karyawan pada waktu perusahaan belum membutuhkan?
CMI : Bukan merekrut atau menerima pegawai/karyawan pada waktu perusahaan sedang tidak membutuhkan. Tapi melakukan proses recruitment/seleksi penerimaan  di waktu perusahaan belum membutuhkan pegawai/karyawan. Sekali lagi, yang perusahaan lakukan pada waktu posisi karyawan sedang lengkap, adalah bukan menerima pegawai/karyawan baru, tapi proses seleksi penerimaan karyawan. Jadi, setiap waktu perusahaan melakukan pencarian karyawan di setiap posisi yang ada di perusahaan. sehingga, pekerjaan harian divisi recruitment, memang setiap hari ya melakukan seleksi.  Setelah itu, perusahaan akan punya daftar nama-nama calon karyawan (daftar kandidat karyawan/pegawai) sesuai dengan peringkat dan kualitasnya. Apa keuntungan yang perusahaan dapatkan kalau melakukan ini?... Keuntunganya adalah, pada waktu ada karyawan perusahaan yang keluar, maka perusahaan sudah punya gantinya. Dengan cepat,  melihat daftar calon karyawan dan dipilih yang paling berkualitas, dan dipanggil untuk bekerja.

Cak Motivator Indonesia mengibaratkan daftar nama-nama calon karyawan itu sebagai sungai aliran SDM. Keneep saya menyebutnya begitu? Karena memang seperti aliran sungai SDM di depan kita. Yang datang awal atau yang menempati peringkat atas, kalau kita tidak melakukan recruitment, maka bisa jadi dia akan diterima perusahaan lain. berarti dia hilang dari daftar kita. Apakah, daftar SDM ini akan habis? Tidak. Daftar ini seperti sungai yang mengalir. Pada waktu kita tidak butuh, maka aliran SDM akan meninggalkan kita. Tapi janga lupa, dari kita juga terus melakukan proses seleksi, sehingga daftar kita semakin hari semakin panjang.

Ok... itu sepenggal dialog. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya adalah untuk proses recruitment seorang karyawan itu dibutuhkan beberapa kali pertemuan/wawancara. Mengapa begitu?...jawabnya,  karena filosofi mencari karyawan itu adalah mencari teman hidup. Jadi sama dengan waktu kita mencari pasangan hidup, maka kita sangat perlu berkali-kali memastikan bahwa orang yang kita recruit ini benar-benar akan cocok untuk berjalan bersama kita di dalam mengelola perusahaan atau bisnis.

Jadi sebenarnya "mencari karyawan itu susah" hanya mitos, karena sebenarnya yang terjadi adalah kita belum tahu bagaimana cara recruitment karyawan.


(Agung Kurniawan Muhammad – Cak Motivator Indonesia – Konsultan HRD)

Popular posts from this blog

Cara memimpin Briefing Pagi dan sore di kantor.

Formal Public Speaking, Non Formal Public Speaking (Ayo belajar Public Speaking Episode 4)

Sosialisasi dan internalisasi Visi dan Misi Perusahaan ke Karyawan