Komunikasi Efektif dalam Perusahaan (dari Balita sampai MR Bean).

Komunikasi Efektif dalam Perusahaan (dari Balita sampai MR Bean). Sekitar 6 bulan yang lalu, Cak Motivator Indonesiasempat bertemu pemilik bisnis yang mengeluhkan perilaku anak buahnya dalam hal komunikasi yang selalu saja ada masalah. Karena itu, kali ini akan kita buka sedikit ilmu “komunikasi efektif dalam perusahaan”. Di luar sana banyak buku yang membahas tentang bagaimana mewujudkan komunikasi internal perusahaan yang efektif dengan berbagai teorinya. Tapi, pembahasan kali ini akan kita buat sesederhana mungkin supaya mudah dipahami oleh pembaca. Karena itu, judul postingan kali ini, komuikasi efektif dalam perusahaan dari Balita sampai Mr Bean. Ada beberapa premis dasar tentang komunikasi yang harus kita pahami terlebih dahulu.

Komunikasi adalah penyampaian satu pesan dari seseorang (komunikator) kepada orang lain (bisa perseorangan, kelompok, komunitas, masyarakat umum).

Goal akhir komunikasi adalah, Komunikan (yang menerima informasi) mau melakukan seperti yang ada dalam pesan yang disampaikan.

Komunikasi membutuhkan proses dan peralatan/tools.

Balita dan Mr Bean adalah Komunikator ulung.
Komunikasi yang efektif memang dicontohkan oleh Balita dan Mr Bean. Tapi saying sekali kita tidak menyadarinya. Koq bisa? Iya. Karena Balita dan Mr Bean selalu mendapatkan goal dari komunikasinya meskipun keduanya tidak berbicara sama sekali. Bayi menggunakan tangisan atau rengekan dan Mr Bean menggunakan gerakan. Hanya dengan menggunakan tangisan rengekan bayi mendapatkan susu untuk diminum waktu dia kehausan, mendapatkan ganti popok waktu dia ngompol dll. Mr Bean tanpa berbicara sepatah katapun, dapat membuat orang mengerti apa yang dimaksudkan sehingga orang seluruh dunia dengan bahasa ibu yang berbeda beda bisa tertawa bersama-sama. Itu artinya, bayi dan Mr Bean benar benar melakukan komunikasi yang efektif. Dus artinya, kita sebagai eks bayi atau mantan bayi, mestinya juga bisa melakukan berbagai hal untuk bisa menjalankan komunikasi yang efektif. Tapi pada kenyataanya justru malah sebaliknya, sering melakukan kesalahan komunikasi dan salah pengertian.

Baiklah segera kita mulai dengan  contoh kegagalan komunikasi dalam perusahaan.
Contoh. Seorang manager perusahaan intalasi pipa memerintahkan anak buahnya untuk memperbaiki saluran pipa besar yang bocor di dalam rumah klienya. Pipa ini bocor karena teriris gergaji milik tukang yang lain. Atas kasus ini, manager meminta  anak buah tersebut menyelesaikan kebocoran itu, bahkan kalau perlu diganti saja pipanya. Si anak buah sampai di tempat, dan melihat kondisi pipa. Kondisi pipa hanya teriris beberapa cm. Menurut si anak buah ini, cukup dilem saja pasti sudah tidak bocor. Maka dilemlah pipa tersebut dan beres saat itu. Sesampainya di kantor, si anak buah melapor, pekerjaanya beres, tanpa mengatakan, pipa itu di lem. (padahal inilah sumber masalah yang muncul 3 bulan kemudian. Karena lem itu akan meleleh jika suhu meningkat. Si bos tahu kualitas lem itu, tapi karena tidak dialaporkan maka si bos tidak tahu bahwa pekerjaan anak buahnya bermasalah. Inilah titik kesalahan komunikasi). 3 bulan kemudian masuk musim kemarau suhu sangat tinggi, pipa bocor lagi. Si manager di complain pelanggan dan bertanya ke anak buahnya. Koq bocor lagi? Tidak kamu ganti ya pipanya? Anak buahnya menjawab, “iya tidak saya ganti, karena bocornya sedikit. jadi saya pakai lem merk….”. Lho kenapa tidak di sampaikan di laporan waktu itu, kamu gak tahu ya lem …itu ga tahan suhu panas”. Inilah masalah komunikasi yang kurang efektif. 

Dari contoh di atas kita bisa melihat satu kesalahan proses komunikasi, yaitu si anak buah yang tidak mau melaporkan proses kerjanya. Padahal kalau si anak buah melaporkan proses kerjannya yang hanya menambal bocoran pipa saja, maka hal ini tidak akan menimbulkan masalah. Dan juga kalau managernya waktu itu mengejarnya dengan pertanyaan, beres seperti apa? Pipanya digati atau tidak?. Maka masalah ini juga tidak akan pernah muncul.  

Jadi masalah komunikasi tidak akan muncul, manakala dalam berkomunikasi kita selalu mengejar goal yang kita ingin sampai dapat. Seperti bayi yang terus berkomunikasi/terus menangis sampai yang dia maksud benar-benar di dapatkan.

Nah… bagaimana komunikasi internal anda di perusahaan atau kantor anda? Apakah anda juga selalu memastikan bahwa goal dari komunikasi anda benar-benar anda kejar sampai dapat?
Selamat belajar berkomunikasi yang efektif

Salam…


(Agung Kurniawan Muhmmad – Cak Motivator Indonesia – Konsultan HRD)

Popular posts from this blog

Cara memimpin Briefing Pagi dan sore di kantor.

Formal Public Speaking, Non Formal Public Speaking (Ayo belajar Public Speaking Episode 4)

Sosialisasi dan internalisasi Visi dan Misi Perusahaan ke Karyawan