Setiap Kejaadian Tidak ada yang Sia-Sia, sekecil dan sesakit apapun.

Setiap kejadian tidak ada yang sia-sia, sekecil dan sesakit apapun itu. Iya benar teman-teman, apapun kejadian dan peristiwa itu, mulai kejadian yang kita anggap kecil, sepele sampai yang peristiwa atau kejadian besar dalam hidup kita, maupun peristiwa yang menggembirakan sampai yang menyakitkan, semuanya ada maksud dan tujuan dan juga balasanya.

Beberapa bulan yang lalu, seorang karyawan perempuan di satu perusahaan klien saya kondisi badanya sering sakit sakitan, tapi dibawa ke dokter, katanya dokter tidak ada penyakitnya. Tapi dari penampilanya menampakan wajahnya yang lebih tua dari usia yang sebenarnya. Kemudian saya coba iseng-iseng berkomunikasi denganya karena saya punya waktu yang akan longgar, selain saya juga kasihan melihatnya. Dari komunikasi saya itu saya dapatkan data yang cukup menarik. Dia ternyata ditinggal suaminya nikah lagi sementara statusnya juga ngambang, dicerai tidak, tapi juga sudah tidak pernah diperhatikan sama sekali. Selain itu, putri pertamanya juga gagal membina rumah tangga, padahal baru berjalan 2 tahun dan dikarunia 1 putri. Ditambah lagi, putri keduanya yang baru saja diterima di perguruan tinggi negeri di Solo, tiba tiba meninggalkan bangku kuliahnya tanpa alasan yang jelas. Padahal ia diterima di PTN ini lewat jalur PMDK di Fakultas Tekhnik Informatika. Itulah ceritanya. He he he mungkin teman teman akan berkata “lengkap sudah syarat-syarat untuk menderita”. Dan memang, karyawan perempuan ini dalam hatinya berkata “Sia sialah semua yang sudah saya bangun, bangunan Rumah tangga juga sia sia, saya mendidik putri saya juga sia sia semua. Semua kejaadian yang tidak saya harapkan (ditinggal suami, gagalnya putri saya berumah tangga, keluarnya putri saya yg kedua dari PTN) menunjukan bahwa kerja keras saya sia-sia.

*********
Teman-teman…. Pada dasarnya tidak ada peristiwa atau kejadian yang sia-sia, karena semua kejadian ini atas kehendakNya. Dan kalau Dia berkehendak maka, semuanya pasti ada tujuan dan maksudnya. Jadi sekali lagi, tidak ada kejadian yang sia sia, sebutir debupun. Ada beberapa premis dasar yang bisa kita jadikan dasar. (kita akan tinjau dari sisi religi muslim, dan satunya akan kita tinjau dari sisi filsafat Jawa).

Pertama dari sisi religi muslim. Bahwa dalam setiap peristiwa itu ada hidayah (asalkan kita mau membaca peristiwa itu dengan benar, dan kita juga ikhlas menerima serta bersabar untuk melihat makna dan manfaat dari kejadian itu). Karena peristiwa yang terjadi sekarang, sangat mungkin manfaatnya bisa kita rasakan beberapa tahun lagi. Selain itu, kita juga harus berprasangka baik kepada Allah, Karena Allah berfirman “Aku terserah apa kata/prasangka hambaku”. Dus artinya, kalau hambaku berprasangka baik, maka baiklah jadinya. Kalau hambaku berprasangka buruk, buruklah jadinya.

Kedua dari filsafat Jawa. Ada filsafat jawa “Sangkan Paraning Dumadi” yang artinya secara gamblang bahwa keberadaan segala sesuatu (benda, peristiwa dll) itu punya maksud dan tujuan. Contoh, adanya tangan adalah untuk memegang, adanya mata untuk melihat, adanya telinga untuk mendengar, adanya alis untuk menahan air (keringat, hujan) supya tidak langsung masuk ke mata, adanya bulu hidung untuk menyaring kotoran dan juga fungsi yang lain. Intinya, semua anggota badan kita dibuat oleh Allah punya maksud dan tujuan (tidak ada yang sia-sia). Para ilmuwan juga mengakui ini. Beberapa tahun lalu, para dokter di kanada sempat berpendapat bahwa usus buntu itu tidak ada fungsinya kenapa tidak dibuang saja sejak kecil daripada nanti sesudah mereka bekerja kena penyakit usus buntu kalau terlambat penanganan bisa meninggal. Kenapa tidak dibuang sejak kecil? Khan lebih aman. Tapi, mereka kemudian sepakat “pastilah usus buntu itu diciptakan dengan maksud dan tujuan tertentu, hanya saja kita yang belum tahu”. So, mereka juga sependapat “tidak ada yang sia sia, semua pasti ada manfaat dan tujuanya”.     

Ok … itu Dasar yang bisa kita pakai. Sekaranng coba kita terapkan 2 dasar di atas dalam kasus karyawan di perusahaan klien saya.

Dalam dialog saya dengan dia (dialog saya panjang sekitar 2 jam lebih, disini saya tuliskan intinya saja), saya sampaikan “bu… tidak ada yang sia sia yang ibu lakukan. Ibu ditinggal suami ibu, kenapa tidak bersyukur? Karena dengan demikian ibu tahu, bahwa suami ibu bukanlah orang yang baik untuk ibu. Karena kalau baik, dia tidak akan meninggalkan ibu. Ibu mau selamanya ditemani suami yang tidak baik???? Ibu ini menjawab “Tidak” (wajahnya akan sedikit relax).

Terus, putri ibu yang pertama gagal juga berumah tangga karena suaminya sering mabuk-mabukan. Khan sudah jelas bu, bahwa anak ibu tidak bahagia dengan suaminya yang tukang mabuk, wajar kalau tidak bisa dilanjutkan rumah tangganya. Kenapa ibu tidak berdoa supaya nanti putri ibu mendapat suami yang baik yang bisa jadi imam keluarga? (wajahnya sedikit lebih relax lagi.

Nah yang terakhir, putri ibu yang kedua yang diteriima di PTN melalui jalur PMDK (selama 3 tahun waktu putri kedua ibu masih d SMA, ibu ini selalu berdoa supaya putrinya ini diterima di PTN dan bisa jadi sarjana. Doanya benar-benar terkabul waktu putri keduanya di terima di PTN di kota Solo). Tapi kenapa ibu berkata sia-sia pada waktu putri kedua ibu meninggalkan bangku kuliah sebelum waktunya. Kenapa ibu tidak berkata, masih ada kesempatan untuk bisa jadi sarjana, meskipun tidak di PTN. Bukankah, sekarang putri kedua ibu bekerja membantu ibu? Dan sebenarnya bisa juga kuliah??? Ibu ini menjawab iya benar. (belakangan hari saya dialog dengan putri kedua ibu ini, dan memang dia terpaksa meninggalkan kuliah karena ingin bantu ibunya, tapi dia tetap ingin jadi sarjana).

*****
Teman teman, sekali lagi tidak ada yang sia sia atas apa yang terjadi. Kalaupun kita mengalami peristiwa yang hasilnya seperti akan kita raih satu detik lagi, dan ternyata tiba-tiba hilang musnah. Percayalah, itu bukan hilang atau musnah, tapi sang pencipta “sedang tidak memperlihatkan hasil itu kepada anda saat ini”. Sang pencipta sedang menyimpanya untuk anda, hingga satu saat, hasil itu akan kembali diperlihatkan untuk anda dan tetap menjadi hak anda.

Semoga bisa jadi pelajaran buat kita. Dilain tulisan, cak motivator akan cerita lagi tentang uang 6 jt menjadi 350 juta (masih terkait dengan materi kali ini).
Salam….


(Agung Kurniawan Muhammad – cak Motivator – Konsultan HRD)

Popular posts from this blog

Cara memimpin Briefing Pagi dan sore di kantor.

Formal Public Speaking, Non Formal Public Speaking (Ayo belajar Public Speaking Episode 4)

Sosialisasi dan internalisasi Visi dan Misi Perusahaan ke Karyawan