Fokus pada pekerjaan sendiri, jangan fokus pada pekerjaan orang lain.
Fokus pada pekerjaan sendiri, jangan fokus
pada pekerjaan orang lain. Dalam peribahasa juga sempat disebutkan, gajah
di pelupuk mata tiada kelihatan, tapi kuman di seberang lautan jelas kelihatan.
Secara maknawi ini bisa berarti, bahwa kita sibuk memperhatikan urusan dan
masalah orang lain, sementara urusan dan masalah kita sendiri tidak kita
perhatikan.
Cak Motivator Indonesia memposting tentang hal tersebut, karena beberapa hari yang lalu Cak
Motivator Indonesia sebagai konsultan HRD di satu perusahaan packaging di
Surabaya sempat di datangi beberapa karyawan yang sombong-sombong dalam
berbicara dan pongah he he he.
Jadi cerita
seperti ini, beberapa orang ini sebut saja karyawan A, B, C, D yang posisinya
semua sebagai operator mesin, mendatangi saya karena mereka iri dengan gaji
seorang karyawan sebut saja karyawan E yang punya posisi/jabatan structural
sebagai wakil kepala logistic. Tentu saja sebagai wakil kepala logistic,
karyawan ini punya tunjangan jabatan structural tersebut. Nah.. nampakanya
karyawan ABCD ini iri dengan tunjangan yang di dapatkan oleh si karyawan wakil
kepala logistic ini. Karyawan ABCD ini meminta tunjangan juga seperti yang
didapat wakil kepala logistic. Buat saya, protes mereka ini aneh he he he. Tapi
buat karyawan ABCD ini protes dan iri mereka ini wajar. Menghadapi protes
mereka ini, saya jelaskan kepada mereka, bahwa tunjangan structural itu hanya
di dapat oleh karyawan yang punya jabatan structural dan mengkoordinir beberapa
orang di bawahnya. Artinya, tunjanga structural ini, identik dibayarkan untuk
pekerjaan managerial mereka yang menjabat. Lha kalau operator, pekerjaan sehari
harinya hanya mengoperatori mesin. Jadi tentu saja tidak bisa mendapatkan tunjangan
structural. Begitulah saya menjelaskan kepada karyawan ABCD yang protes ke
saya.
Tapi yang
namanya orang lagi emosi, dijelaskan secara logispun tetap tidak bisa menerima.
Setelah mendapat penjelasan saya, justru karyawan AB mulai menghujat pekerjaan
karyawan E sebagai wakil kepala logistic. Padahal saya sangat tahu nahwa hasil
pekerjaan karyawan E bisa dipertanggungjawabkan. Bahkan beberapa waktu yang
lalu bisa menjadi trigger satu system yang baru di perusahaan. Beberapa hujatan
itu diantaranya,
“Di perusahaan
ini tidak perlu ada logistic” (he he he
ini menurut saya aneh, perusahaan koq ga perlu logistic ).
“Pekerjaanya
hanya mondar mandir kesana kemari, koq dapat tunjangan”.(yang bicara ini tidak
tahu bahwa mondar mandirnya dia untuk melakukan pengecekan stock dan harta
perusahaan, perusahaan belum punya gudang khusus, jadi tempatnya
terpencar-pencar, makanya terlihat mondar-mandir he he he).
“pekerjaan apa
itu logistic koq dapat tunjangan, mestinya kita ini yang operator dibayar
mahal, khan tidak mudah menjadi operator mesin seperti kita kita ini”(mendengar
omongan ini saya tersenyum dan saya Tanya balik, “memang anda dulu datang ke
sini sudah punya keahlian sebagai operator mesin cetak?.. karyawan inipun
menjawab “belum pak, saya belajar disini juga”….langsung saya tertawa dan
bilang “maka dari itu jangan sombong
mas”)
*********************
Itulah sekelumit
cerita di satu diantara perusahaan yang saya tangani. Tapi dari situ kita bisa
mengetahui, bahwa ada karyawan yang punya type sibuk memperhatikan,
mengkoreksi, menghujat pekerjaan karyawan yang lainnya, padahal hasil
pekerjaanya serta kinerjanya juga tidak bagus bagus amat. Bahkan kalau
dibandingkan dengan karyawan lain yang dia amati, justru karyawan lain itu
kinerjanya lebih baik. Karena itu, ada baiknya karyawan itu focus pada diri
sendiri sehingga sibuk memperbaiki kinerja kita sendiri.
Karena kalau
kita sibuk memperhatikan orang lain, maka akan banyak kerugiannya antara lain :
Pertama,
memperhatikan orang lain berarti kita focus pada orang lain, sehingga kita
tanpa kita sadari, kita melupakan diri sendiri. Sangat bisa jadi, kita juga
banyak kelemahan dan kekurangan. (rugi khan….)
Kedua, kalau
kita sibuk memperhatikan orang lain, maka kita kehilangan kesempatan untuk
melakukan perbaikan diri. Bayangkan, sepanjang waktu kita mencermati orang
lain, sehingga kita kehilangan waktu dan kehilangan moment untuk menjadi lebih
baik.
Ketiga, kalau
anda ketahuan atasan suka atau terbiasa memperhatikan orang lain atau karyawan
lain, maka bisa jadi anda akan kehilangan kesempatan untuk promosi. Karena
karyawan dengan kualitas semacam ini tidak akan memenuhi syarat untuk
mendapatkan promosi.
Nah… mulai
sekarang, mari kita lebih focus lagi pada diri sendiri untuk melakukan
perbaikan kinerja. Mencela orang lain sangatlah dilarang oleh agama, karena
bisa jadi orang yang anda cela justru lebih baik dari yang mencela.
Salam…
(Agung Kurniawan
Muhammad – Cak Motivator Indonesia – konsultan SDM/HRD)
Pic : safariprigen.blogspot.com