Regenerasi Karyawan dalam Perusahaan.
Regenerasi
karyawan dalam perusahaan merupakan hal yang memang semestinya dilakukan,
karena yang namanya karyawan seringkali keluar masuk perusahaan dalam waktu
yang tidak diduga-duga oleh management, khusus di lingkup HRD yang menangani,
recruitment dan resign karyawan. Beberapa perusahaan tingkat keluar – masuk karyawan
(turn over) cukup tinggi. Bahkan beberapa perusahaan waralaba multinational
mengalami turn over yang sangat tinggi, di kisaran angka setiap minggu ada yang
keluar dari perusahaan. Karena itu, perusahaan-perusahaan semacam ini cukup
antisipatif dalam masalah regenerasi. Di lain posting nanti, Cak motivator Indonesia akan menulis
tentang “Turn Over Karyawan”. Tapi kali ini, kita akan membahas tentang
regenerasi karyawan dalam perusahaan.
Yang
dimaksud dengan regenerasi adalah pergantian karyawan baik yang di status staff
atau leader (supervisor, manager), baik karena posisi tersebut ditinggalkan
personel sebelumnya karena promosi jabatan atau keluar perusahaan. Regenerasi
ini harus dipersiapkan, tidak bisa dilakukan secara mendadak (tiba-tiba langsung
melakukan pergantian). Secara umum pergantian karena adanya personel yang dipromosikan
akan sangat matang persiapanya, karena sudah ada proyeksi. Tapi untuk
pergantian karena ada personel yang keluar meninggalkan perusahaan, kadang kala
membuat management (khususnya HRD) jadi
agak kalang kabut. Nah… supaya tidak kalang kabut, maka persiapanya harus
dilakukan secara terstruktur organisasi. Baiklah segera kita mulai, persiapan
apa saja yang harus dilakukan supaya regenerasi ini bisa berjalan dengan baik.
Pertama.
Buatlah struktur organisasi yang jelas dalam bisnis atau perusahaan anda. Kalau
bisnis atau perusahaan anda belum memiliki Struktur Organisasi, maka segera
buatlah dan isilah setiap posisi itu dengan orang yang tepat. Dalam struktur
organisasi, akan Nampak tingkatan jabatan dan posisi seseorang dari yang paling
tinggi sampai ke tingkatan yang terendah. Nah, kalau ada 1 personel dalam
organisasi itu yang akan meninggalkan posisinya (baik karena promosi atau
keluar kerja dari perusahaan), maka kita bisa mengangkat penggantinya dari
orang yang di bawahnya yang punya kemampuan mendekati dengan orang yang akan
digantikan tadi. Karena itu, struktur organisasi ini menjadi hal yang penting
untuk dimiliki perusahaan.
Kedua.
Adanya second layer/tandem/assisten dari setiap posisi/jabatan yang ada. Sebagai
contoh, seorang Supervisor haruslah punya wakil/assistant. Second layer/tandem/assisten
ini haruslah memiliki kemampuan yang mendekati kemampuan seorang Supervisor.
Nah kalau supervisornya keluar, maka orang second layernya langsung bisa
menggantikanya.
Ketiga.
Pada kondisi tertentu, kita kesulitan untuk mencari pengganti dari divisi yang
bersangkutan. Kalau sudah seperti itu, maka kita bisa melakukan dengan mutasi
promosi jabatan. Artinya kita memutasi personel dari divisi lain yang masih
terkait. Untuk ini, maka kita harus melihat track record penggantinnya. Bisa
dilihat dari Presensinya/tingkat kehadiran, prestasinya, nilai Key Performance
Indicator yang dimiliki dan catatan-catatan yang lainnya.
Keempat.
Recruitment baru. Cara ini cara terakhir yang bisa dilakukan, jika ketiga cara
di atas tidak bisa berjalan. Yaitu dengan melakukan recruitment personel baru.
Tentu cara ini membawa konsekwensi yang panjang yang meliputi biaya, waktu dll.
Dari
keempat strategi di atas, yang CakMotivator Indonesia bisa sarankan adalah sebisa mungkin menggunakan cara
pertama, kedua, ketiga yang lebih smooth. Sehingga regenerasi bisa berjalan
lancar tanpa pengaruh yang cukup mengganggu proses produksi maupun management.
Salam…
(Agung Kurniawan Muhammad – Cak Motivator Indonesia –
Konsultan HRD)