Komunikasi Lingkungan (ayo belajar public Speaking episode 10)
Komunikasi Lingkungan merupakan bagian yang juga harus
kita pelajari dari program ayo belajar public speaking yang dibina oleh Cak Motivator Indonesia (ayo
belajar public Speaking episode 10). Mungkin terdengar aneh, bagaimana mungkin
lingkungan sekitar kita, bisa menjalin keomunikasi dengan kita sebagai manusia.
Padahal, lingkungan itu meliputi sesama manusia sendiri, lingkungan alam
(tanaman, tumbuhan, pohon), satwa (binatang), lingkungan cuaca (angin, awan,
sinar matahari, gelombang laut dll). Apakah,
lingkungan yang terdiri atas bermacam-macam itu memang bisa berkomunikasi
dengan kita? Jawabnya tentu saja bisa.
Pada dasarnya, segala sesuatu yang ada di sekitar kita
selalu menjalin komunikasi dengan kita, termasuk lingkungan. Sebagai satu
contoh, pada kelompok masyarakat tradisional, kalau mereka akan bercocok tanam,
maka untuk memastikan waktunya, masyarakat akan melihat-lihat tanda-tanda alam
untuk memastikan datangnya musim hujan sebagai awal musim tanam. Tanda-tanda
alam itu meliputi awal masuknya musim hujan (bahasa jawa rendeng), kemudian
tanda lain adalah perpindahan kawanan burung dalam jumlah yang cukup besar yang
biasanya melintas di kawasan angkasa Indonesia. (migrasi burung ini pada 80 an
kebawa masih berlangsung, tapi semakin hari nampaknya semakin sedikit jumlah
burung yang melakukan migrasi pada waktu menjelang musim hujan/musim
Contoh yang lainnya, adalah peristiwa mengamuknya
gajah di Sumatera. Kawanan gajah yang mengamuk di pemukiman di pulau Sumatera
sebenarnya merupakan cara satwa ini berkomunikasi dengan manusia tentang
habitatnya yang rusak. Ini merupakan rangkaian panjang dari berbagai peristiwa.
Jadi, awalnya manusia merusak hutan (satwa masih bisa toleransi dengan masuk ke
hutan lebih dalam sebagai habitatnya). Tapi ketika manusia terus merusak
habitat harimau sampai habitat terakhir yang dimiliki harimau, tentu harimaunya
jadi marah dan kemudian masuk ke pemukiman manusia untuk mencari mangsa.
Contoh lainnya, pada waktu terjadi Tsunami tahun
2004 yang melanda Aceh dan beberapa
Negara lain termasuk Thailand. Beberapa saat menjelang terjadinya Tsunami di
pantai di Thailand, banyak gajah yang berlarian dari pantai ke arah pegunungan.
Ini menunjukan, gajah bisa merasakan tanda-tanda akan terjadinya Tsunami
beberapa saat lagi, sehingga mereka segera menyelamatkan diri ke pegunungan.
Sedangkan manusia bisa melihat gerak-gerik kawanan gajah untuk mengerti akan
terjadinya Tsunami. Proses ini menunjukan adanya komunikasi antara lingkungan
dengan satwa dan diikuti komunikasi antara satwa dengan manusia.
Jadi pada dasarnya, segala sesuatu yang terjadi di
lingkungan kita (apapun kejadian itu) tidak serta merta langsung terjadi, tapi
ada tanda-tanda terlebih dahulu. Hanya masalahnya tidak semua manusia bisa
membaca tanda-tanda itu. Ada yang mampu membaca tanda-tanda/sandi sandi alam
lingkungan, ada yang tidak. Contoh paling mudah dipahami. Hujan tidak
serta-merta langsung turun, tapi disertai dengan tanda awal angin yang
berembus, kemudian mendung, disusul gerimis dan akhirnya hujan. Rangkaian itu,
sebenarnya bagian dari komunikasi alam dengan manusia.
Lantas apa imbasnya buat kehidupan manusia? Imbasnya cukup
banyak dan bisa positif bisa juga negative. Positif, kalau kita pandai membaca
tanda-tanda alam, sehingga kita bisa mengambil keputusan dan langkah yang tepat
sesuai dengan peristiwa atau kejadian alam. Jadi berimbas negative atau buruk,
kalau kita tidak mengerti tanda-tanda atau sandi sandi yang diberikan alam ke
kita sebagai manusia, sehingga keputusan atau langkah yang diambil bertentangan
dengan alam. Tentu saja manusia yang akan rugi, kalau bertentangan dengan alam
karena kekuatan alam sangatlah dasyat.
Semoga, kita semakin lpandai dalam membaca tanda-tanda
atau sandi sandi yang diberikan alam ke kita, sehingga kehidupan manusia juga
semakin membaik harmonis dengan alam.
Salam…..
(Agung Kurniawan Muhammad – Cak Motivator Indonesia –
Konsultan SDM/HRD)