From zero to hero. From operator to supervisor
From
operator to supervisor. Kalimat ini memang tepat saya sematkan ke wid (seorang
karyawan) perusahaan manufacture milik klien saya di Surabaya. Karena berdasarkan data dan informasi yang Cak Motivator Indonesia miliki, wid ini
memang masuk pertama kali ke perusahaan ini di posisi sebagai operator mesin
seperti pada umumnya. Selang berjalan setahun, saya memeriksa Key Performance Indicator
(lembar penilaian untuk karyawan) ternyata nilainya cukup bagus, catatan
laporan kerjanya tertib, presensi juga cukup bagus diantara teman-teman
selevelnya. Yang paling menonjol adalah catatan laporan kerjanya yang sangat gamblang
dan selalu bisa menjawab kebutuhan informasi management. Buat saya, ini awal
yang cukup bagus. Hingga suatu saat, perusahaan membutuhkan seorang Supervisor
logistic. Maka dengan berbagai pertimbangan, wid kita promosikan jabatan di
posisi Supervisor Logistic. Dan hasilnya, di luar dugaan saya, sangat cekatan
bekerja di divisinya yang baru. Beberapa temuan wid selama 1 bulan menangani
logistic memang cukup baik. Diantaranya, wid mendeteksi adanya inefisiensi
system produksi pada sub produksi. Dan setelah kita lakukan pengecekan, memang
benar terjadi inefisiensi. Kemudian kita lakukan perubahan, dan ternyata proses
produksi dan sirkulasi material di sub produksi teresebut menjadi lebih lancar.
Tidak
sampai di situ perjuangan wid dari operator to supervisor. Beberapa hari yang
lalu, dia tiba-tiba bilang ke saya “pak saya boleh belajar nyetir mobil?”.
Belum sempat saya menjawab dia berkata lagi “soalnya ketika semua sopir pada
keluar semua, beberapa mobil perusahaan kadang-kadang menghalangi mobilitas
pelayanan pada konsumen pak, jadi harus ada yang memindahkan mobil”. Saya jadi
teringat informasi beberapa bulan yang lalu. Keberadaan mobil perusahaan ketika
para driver sudah keluar lokasi perusahaan, memanng sering kali menghambat
mobilitas pelayanan pada pelanggan yang datang. Dan ternyata diam diam, wid
sudah mengamati ini. Tentu saja saya gembira mendengarnya.
*******
Teman-teman…
kualitas karyawan seperti wid memang jarang ditemukan. Padahal idealnya semua
karyaawan harusnya seperti itu. Senang rasanya para bos kalau punya karyawan
macam Wid he he he. Ada dua hal yang ideal dimiliki oleh wid, tapi tidak
dimiliki oleh karyawan lainnya. Dua hal itu antara lain :
Pertama
adalah keingintahuan yang cukup tinggi (tapi bukan kepo lho ya he he he). Rasa
ingin tahu seseorang akan membawanya masuk ke berbagai ranah/area yang tidak
terjangkau oleh teman temanya yang tidak punya rasa ingin tahu.
Kedua
adalah rasa ingin belajar atau mencari ilmu baru. Tentu saja ini adalah hal
yang cukup bagus. Bukankah kita disuruh mencari ilmu walau sampai ke negeri
china sekalipun, dan bukankah juga kita diminta untuk mencari ilmu sejak dari
ayunan ibu sampai ke liang lahat?.
Dua
hal inilah yang membuat seseorang akan berbeda dengan teman selevelnya. Dan dua
hal ini juga yang membuat wid bisa move on dari operator to supervisor. Dan secara
umum, dua hal di atas memiliki manfaat yang cukup bagus untuk orang yang
memilikinya. Antara lain :
Pertama,
kita akan memiliki ilmu baru yang pasti menambah kualitas diri kita di hadapan
management perusahaan.
Kedua,
track record kita di karier kita akan berjalan dinamis dan sangat baik untuk
jenjang career berikutnya. Dengan track record semacam ini, biasanya kita akan
mudah mendapatkan promosi.
Ketiga,
bisa menghindari kejenuhan atas rutinitas kerja sehari-hari. Ini juga hal yang
penting karena titik jebuh ini sangat berbahaya. Ketika seseorang sudah berada
di titik jenuh dan tidak bisa mengatasinya, maka yang terjadi adalah demotivasi
dan kualitas kerja biasanya stagnan atau malah turun. Tapi, kalau kita bisa
mengatasi, maka yang terjadi adalah dinamis dan membuat kita merasa segar
karena selalu aada yang baru.
Teman-teman…
bagi perusahaan yang punya tata cara management career menghadapai karyawan
dengan potensi yang cukup bagus tidak ada masalah. Karena semua system sudah
tertata. Nah bagaimana untuk perusahaan yang baru saja berkembang dan belum
punya tata cara management career?. Cak motivator akan menurunkan di tulisan
yang berikutnya.
Salam..
(Agung
Kurniawan Muhammad – Cak Motivator Indonesia – Konsultan HRD)