Fase yang mereduksi kemampuan public speaking

Fase yang mereduksi atau mengurangi kemampuan public speaking seseorang. Dalam postingan sebelumnya, Cak Motivator Indonesia sudah membeberkan bahwa seorang bayi adalah komunikator ulung. Artinya, sebenarnya sejak lahir setiap manusia mempunyai kemampuan ulung dalam hal komunikasi. Tapi sayangnya, kemampuan komunikasi yang ulung yang dimiliki setiap manusia sejak lahir ini tidak semuanya bisa bertahan sampai dewasa. Ada sebagian diantara manusia yang ternyata kemampuan komunikasinya masih bertahan atau terus sampai dewasa. Tapi banyak juga yang hilang dan tidak lagi punya kemampuan sebagai komunikator begitu menginjak dewasa.    

Keulungan sebagai komunikator ini masih bisa terlihat pada waktu masih balita dan taman kanak-kanak. Pada 2 fase ini (balita dan taan kanak-kanak), balita masih sangat bisa bicara ceplas-ceplos. Mereka juga bicara dengan lugas, bahkan kita sering dibuat tertawa karena keluguan mereka dan kejujuran mereka. Dengan gaya bicara lugu, polos dan jujur, maka kita yang ada di sekitarnya dibuat sangat mudah mengerti tentang apa yang dibicarakan. Balita juga tidak merasa takut berbicara dengan siapapun.

Tapi anehnya, begitu kita lulus SMA, SMK, atau bahkan universitas, banyak diantara kita yang menjadi takut berbicara di depan umum. Jangankan di depan public, kadangkala berbicara berdua saja sering kita takut melakukannya. Sehingga tidak jarang, diantara kita yang kemudian enggan bicara. Ini artinya ada masalah dalam fase perkembangan kita pada masa Sekolah Dasar sampai SMA. Fase ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Bayi (balita) + Taman Kanak-Kanak----------- SD+SMP+SMA------- Lulus
(Jago bicara)                                                                                  (Takut bicara)

Dengan demikian, pada usia kita di Sekolah Dasar, SMP, SMA kemampuan berbicara kita mulai menurun atau tereduksi. Inilah yang saya maksud dengan fase yang mereduksi kemampuan public speaking kita. Tentu saja, kemampuan public speaking kita tidak tereduksi dengan sendirinya. Tapi ada beberapa penyebab terjadinya reduksi kemampuan public speaking kita. Beberapa hal yang menyebabkan itu antara lain :

Pertama, Pernyataan-pernyataan yang menjustifikasi diri kita. Dan pernyataan itu diucapkan orang yang punya otoritas atau pengaruh psikologi pada kita. Kalau pernyataannya adalah hal yang negative maka negativelah untuk kita. Tapi kalau positive, maka positivelah perilaku kita

Kedua, Peristiwa-peristiwa traumatis yang terkait dengan kemampuan public speaking.

Ketiga, persepsi kita sendiri yang kurang tepat terhadap kemampuan public speaking kita sendiri.

Keempat, afirmasi-afirmasi atau pernyataan pernyataan yang jelek terhadap kemampuan public speaking kita sendiri.

Demikian catatan Cak Motivator Indonesia tentang public speaking dan semoga bisa bermanfaat untuk semua yang pernah membacanya.

Salam


(Agung Kurniawan Muhammad – Cak Motivator Indonesia – Konsultan SDM/HRD) 

Popular posts from this blog

Cara memimpin Briefing Pagi dan sore di kantor.

Formal Public Speaking, Non Formal Public Speaking (Ayo belajar Public Speaking Episode 4)

Regenerasi Karyawan dalam Perusahaan.