Cari Kerja yang Halal dan Berkah, Mau?
(Dok Pribadi)
Cari kerja yang halal dan berkah, mau?... nampaknya ini jadi
obsesi bagi wiyono. Karena Wiyono yang sangat religious dalam perilaku sehari
hari ini sangat menginginkan suasana kerja yang religious, halal dan berkah.
Ini adalah satu pengalaman saya yang menyenangkan pada saat menjadi punggawa
perusahaan yang berkembang dan masih kita kelola secara management
kekeluargaan. Pada waktu itu, saya membuka lowongan pekerjaan untuk posisi
Office Boy. Ternyata lumayan banyak juga yang melamar untuk posisi Office Boy
ini. Sesudah saya seleksi secara berkas administrasi, akhirnya muncul nama
Wiyono. Dalam wawancara pertama kalinya, muncul sesuatu yang agak sedikit
menyita perhatian saya. Yaitu, Wiyono ingin bertanya beberapa hal yang agak
tekhnis dan detail. Karena saya orangnya egaliter, maka saya biarkan Wiyono
bertanya berbagai hal. Satu diantaranya pertanyaanya adalah tentang waktu
sholat. Selama bertahun tahun saya mengurus karyawan dan bertahun tahun
wawancara para pelamar kerja, Baru kali ini saya mendapat pertanyaan ini.
Mungkin bagi HRD kebanyakan, pertanyaan Wiyono ini agak aneh. Tapi sekali lagi,
karena saya orangnya suka keterbukaan dan kejujuran maka saya tidak tersinggung
dengan pertanyaan Wiyono. Tentang waktu sholat, Wiyono bertanya dan meminta
secara khusus kepada saya “Apakah boleh, kalau misalnya pas saat terdengar
adzan Dzuhur dan Ashar saya meninggalkan pekerjaan saya untuk sholat?”.
Mendapatkan pertanyaan ini, saya langsung menjawab sambal tersenyum ”ohhh jadi
kamu ingin sholat benar benar tepat waktu, sehingga begitu terdengar adzan
langsung berhenti bekerja sejenak untuk lanjut melaksanakan sholat wajib?”.
Karena saya tidak marah dengan pertanyaan Wiyono ini, maka Wiyonopun menjawab
dengan tersenyum “Iya pak. Boleh yaa?”. Saya
kembali menjawab pertanyaan Wiyono “bukan saja boleh, tapi mulai besok waktu
kamu kerja disini, kamu berangkatnya sholat ke Masjid bersama dengan saya”.
Mendapat kesempatan sholat tepat waktu di pekerjaan yang baru nampaknya membuat
Wiyono bersuka cita. Diapun pamit ke saya dan besok pagi akan memulai pekerjaan
di kantor kami.
Pagi itu Wiyono datang lebih awal sebelum jam 8 pagi
sudah di kantor kami. Saya membriefingnya sebentar dan menunjukan apa saja yang
harus dikerjakan oleh Wiyono. Sudah sekitar 2 jam Wiyono melaksanakan tugasnya
sebagai office boy dengan sempurna di atas expektasi saya. Selama 2 jam, dia
terus membersihkan ruang produksi di perusahaan kami. Bahkan para karyawan
produksi juga sangat apresiatif terhadap kinerja yang ditunjukan Wiyono. Lantai
produksi menjadi sangat bersih dan terkontrol. Bahkan karena begitu rajinya si
Wiyono bekerja sebagai Office Boy, banyak yang khawatir jangan jangan wiyono
hanya kerja sehari saja karena tidak kerasan dengan beratnya pekerjaan. Ada
juga yang berpendapat, sayalah yang menyuruh Wiyono kerja secara Spartan dan
cekatan seperti itu. Sehingga beberapa karyawan bilang, kalau saya ini kejam
hehehe karena menyuruh Wiyono kerja secepat dan serajin itu. Padahal semua itu
memang berasal dari inisiatif Wiyono sendiri. Ketika saya Tanya dan saya minta
kerjanya agak sedikit diturunkan kecepatanya. Wiyono malah bilang, dirinya
selama ini cari kerja yang halal dan berkah, mau saya pak. Jadi begitu saya
diberi kesempatan bekerja disini maka saya akan bekeja sebaik mungkin, karena
Allah memberi kepercayaan dan amanah kepada saya. Jadi sebagai rasa syukur,
maka saya bekerja seperti yang bapak lihat. Begitu kata Wiyono. Tepat jam
setengah duabelas siang, suara adzan dhuhur sudah terdengar. Seperti yang saya
janjikan kemarin, bahwa saya akan memberikan kesempatan untuk sholat begitu
adzan terdengar. Kebetulan itu adalah hari jumat. Maka saya mendatanginya, dan
menegurnya “Udah Adzan, ayo sholat”. Dia pun bergegas ke kamar mandi ganti baju
dan bersama saya jalan kaki ke Masjid tempat kami dan karyawan ibadah sholat
Jumat. Di tengah perjalanan saya sempatkan dialog dengannya.
Saya : “Gimana kerja seharian di sini? Kerasan?”.
Wiyono “Alhamdulillah saya senang pak, apalagi saya
diperbolehkan oleh bapak untuk sholat tepat waktu. Tapi ada yang saya mau
tanyakan ke bapak. Boleh?”.
Saya : “ya tentu saja boleh. Tanya aja”.
Wiyono : “itu pak, apakah lagu dangdut yang diputar di
dalam pabrik itu ga bias dhilangkan?”.
Saya : “Kenapa???? Haram yaa?”.
Wiyono : “Iya pak, saya ga boleh mendengarkan music apalagi
seperti itu, haram pak, maaf sebelumnya pak”.
Saya : “heheh ga masalah win… saya ga masalah kalau kau
punya pendapat semacam itu. Saya hormati pendapatmu. Tapi masalah music itu
sudah diputuskan jauh hari sebelum saya bekerja disitu, dan itu merupakan
kesepakatan semua karyawan. Jadi saya tidak bias serta merta mencabut keputusan
itu. Tapi gini saja, kau lanjutkan kerja sampai sore nanti sambal kita pikirkan
solusinya. Nanti 20 menit sebelum jam kerja berakhir, kita bertemu lagi di
ruanganku ya”.
Wiyono : “Siap Pak”.
Kamipun sudah samapai di masjid, dan ibadah Jumat
berjalan seperti biasanya. Habis sholat Jumat dan sesudah istirahat, wiyono
masih melanjutkan pekerjaanya dengan cekatan dan seperti tidak ada rasa capek.
Begitu Adzan Ashar berkumandang, saya menghampiri Wiyono dan mengajaknya sholat ashar ke masjid
terdekat. Sesudah itu, dia kembali melanjutkan pekerjaannya.
Sekitar jam 5
kurang 20 menit Wiyono menghadap saya di ruanganku. Kemudian saya dialog dengan
wiyono. Dan dari hasil dialog saya dengan Wiyono akhirnya Wiyono memutuskan
mundur dari pekerjaannya bukan karena ga kerasan. Tapi karena dirinya tidak mau
mendengarkan music selama jam kerja atau selama 8 jam. Tapi sebelumnya, kami
sempat mencari beberapa solusi, diantaranya dengan, Wiyono pakai ear phone dan
memutar murotal al Qur’an. Tapi muncul masalah baru lagi. Nanti Wiyono tidak
akan mendengar kalua saya panggil atau dipanggil management. Kalau ear phone dipakai
sebelah, malah Wiyono berpendapat malah kacau, kiri mendengarkan murotal tapi
kanan mendengarkan music. Yaa akhirnya dengan berat hati dan kesepakatan saya
dan Wiyono, diputuskan Wiyono tidak melanjutkan lagi bekerja di perusahaan kami.
Dan sore itu saya bayar tunai hasil kerja Wiyono seharian. Saya senang dengan
pendirian Wiyono…Cari kerja yang halal dan berkah, mau?