Intrapersonal Communication (Komunikasi Intrapersonal), biasakan dengan hal yang baik/positif
Intrapersonal Communication (Komunikasi Intrapersonal),
biasakan dengan hal yang baik/positif. Pada postingan yang lalu saya
menjelaskan tentang Non Formal PublicSpeaking dan Formal Public Speaking.
Kali ini, cak motivator Indonesia akan membahas jenis komunikasi yang lainnya. Manusia
sebagai makhluk komunikasi, dalam keseharianya tidak saja berkomunikasi dengan
sesama manusia, tapi juga dengan pihak lain. Secara umum berdasarkan siapa yang
diajak komunikasi, maka komunikasi dikelompokan dalam 2 jenis. Yang pertama
adalah komunikasi intrapersonal (Intrapersonal Communication) dan yang kedua adalah
komunikasi interpersonal (Interpersonal Communication).
Untuk kali ini, Cak Motivator Indonesia akan membahas tentang jenis komunikasi yang pertama,
yaitu intrapersonal communication/komunikasi intrapersonal. Yang dimaksud
dengan komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang dilakukan manusia dengan
dirinya sendiri. Kalau melihat definisinya secara sepintas lalu, mungkin anda
akan memasukan jenis komunikasi sebagai orang gila, atau orang yang stress
karena berbicara dengan diri sendiri. Tapi tentu saja bukan itu yang saya
maksudkan. Tapi, pernahkah anda melamun tentang sesuatu, atau anda berkata pada
hati anda sendiri seperti kalimat sebagai berikut :
-
Kalau saya lulus
ujian, saya akan beramal 1 juta rupiah
-
Waduh… bagaimana
ini? Saya bangun terlambat, saya pasti terlambat masuk kerja
-
Nanti kalau saya
sudah besar, saya ingin bekerja sebagai penyiar radio atau televisi.
-
Dll.
Semua itu adalah kalimat atau ucapan yang anda ucapkan
sendiri, dan anda tujukan juga untuk
diri sendiri. Dan sama seperti halnya public speaking, intrapersonal komunikasi
juga mestinya kita jalankan dengan hal hal yang baik, tidak sembarangan atau
asal bicara. Meskipuun pembicaraan itu untuk diri kita sendiri. Tapi yang
penting perlu kita ketahui adalah seperti yang disampaikan Depak Chopra
Director of Education at The Chopra
Centre. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Depak Copra maka :
“Setiap hari selama 24 jam kita melakukan komunikasi
intrapersonal atau bicara pada diri sendiri sebanyak 55.000 kali sampai 60.000
kali. Dan sayangnya, 77% diantaranya, kita berbicara hal yang negative”.
Sebagai satu contoh, ketika orang yang kita kenal
tidak juga datang ke tempat kita, kita sering menebak-nebak dengan pikiran
negatif. Miss :
-
Waduh…
jangan-jangan dia sedang sakit
-
Waduh…
jangan-jangan dia sedang berurusan dengan polisi di jalan
-
Waduh…
jangan-jangan dia (sesuatu yang negative/tidak kita inginkan)
Atau kita berpikir negatif bukan untuk orang lain, tapi justru untuk
diri kita sendiri. Miss :
-
Sudahlah….. saya
tetap tidak akan bisa jadi penyiar
-
Sudahlah….. saya
ndak akan bisa jadi public speaker
-
Sudahlah….. saya
tidak akan lolos dalam ujian kali ini
-
Dll
Kalimat-kalimat negatif yang kita ucapkan sendiri
inilah yang akan menjadi penjara mental untuk kita sendiri. Ucapan-ucapan
negatif ini yang seringkali menghambat kita untuk maju. Sebagai satu contoh,
kalau kita sudah mengucapkan kalimat “sudahlah.. saya tidak akan bisa menjadi
public speaker”, maka baik secara langsung atau tidak, kita akan mulai
merasakan enggan belajar public speaking, karena kita sudah merasa tidak bisa
(pada waktu kita mengucapkan “sudahlah saya tidak bisa menjadi public speaker).
Jadi, ucapan-ucapan negatif ini memang sangat menghambat kemajuan kita.
Bahkan para motivator menganggap komunikasi
intrapersonal ini sebagai hal yang sangat penting, karena komunikasi intrapersonal
inilah yang juga turut menentukan kondisi kita di masa yang akan datang.
Sehingga, kita disarankan mengubah
kebiasaan komunikasi intrapersonal yang negatif ini menjadi ucapan-ucapan
positif. Kalau komunikasi intrapersonal kita didominasi dengan ucapan-ucapan
yang positif, maka kita juga akan terpacu atau termotivasi kearah aktivitas
yang positif juga. Missalnya adalah hal public speaking. Seharusnya kita
berucap “Semua manusia sama, kalau Tantowi Yahya bisa menjadi public speaker
yang handal, maka saya juga pasti bisa”. Atau “Dengan belajar yang rajin dan
berlatih yang sungguh-sungguh saya juga yakin, pasti saya bisa jadi penyiar”.
Atau “Dengan melatih seni bicara saya di lingkungan saya sendiri, maka pada
saatnya nanti, saya pasti menjadi seorang public speaker”.
Mestinya, kita sering-sering mengucapkan
kalimat-kalimat positif di atas kalau kita memang ingin menjadi seorang public
speaker. Da hindarilah kalimat-kalimat negatif yang menghambat kemajuan anda
untuk mempunyai kemampuan dalam hal public speaking.
Itu sebagian yang bisa sampaikan terkait dengan
komunikasi intrapersonal. Nah.. bagaimana? Apakah siap untuk merubah kebiasaan
buruk kita dalam komunikasi intrapersonal, menjadi kebiasaan yang baik/positif.
Salam…..
(Agung Kurniawan Muhammad – Cak Motivator Indonesia –
Konsultan SDM/HRD)