Formal Public Speaking (Ayo belajar Public Speaking episode 5)
Formal Public
Speaking (Ayo belajar Public Speaking episode 5). Kalau di postingan sebelumnya Cak Motivator Indonesia
menjelaskan tentang Non Formal PublicSpeaking, maka di postingan yang kelima kali ini, Cak Motivator Indonesia
akan menyampaikan tentang formal public speaking. (Kami menyediakan e book Public Speaking harga Rp. 25.000 saja dan bisa konsultasi sampai mahir. Pesan wa 0812 3306 1821)
Sampai
saat ini masih banyak masyarakat yang beranggapan salah tentang formal public
speaking. Anggapan yang salah itu adalah banyak masyarakat yang menyebutkan
untuk menjadi seorang yang punya
kemampuan public speaking yang bagus dibutuhkan bakat
alamiah atau bawaan sejak lahir. Jadi, berdasarkan anggapan yang salah ini,
maka tidak semua orang bisa menjadi public speaker yang handal. Ini adalah keyakinan
yang keliru. Untuk mempunyai kemampuan formal public speaking (MC, Moderator,
Announcer, Presenter dll)
yang handal, bisa dicapai dengan latihan yang terus menerus. Dengan keinginan
yang besar dan latihan yang sungguh-sungguh, maka seseorang akan bisa menjadi
public speaker yang handal. Satu contoh pengalaman nyata berikut ini akan
membuktikan bahwa untuk menjadi public speaker adalah niat dan latihan, bukan
bakat bawaan dari lahir.
Sekitar
tahun 2002, sewaktu saya masih menjadi supervisor siaran di radio News Suara
Surabaya, saya dapat tambahan crew baru. Di awal pertemuan dengan saya, crew
baru ini berkata dengan cemas
kepada saya “ mas... saya ini sebenarnya tidak ingin jadi announcer (penyiar),
karena sejak awal saya melamar jadi reporter”. Saya bisa memaklumi kecemasanya,
karena antara announcer dan reporter
di radio news sangat berbeda. Announcer lebih cenderung harus bisa
mengungkapkan kualitas intelektualnya dan juga menggambarkan pengetahuannya
kepada pendengar waktu siaran. Jadi sebagai announcer di radio news selain
pandai, berwawasan luas, juga harus menguasai ilmu formal public speaking,
karena announcer di radio news harus bisa mengungkapkan apa yang ada di
pikiranya selama beberapa jam siaran. Sedangkan reporter, lebih pada kemampuan
pelaporan data dan fakta yang dihadapinya atau yang ada di depannya, sehingga
dalam penyampaian akan lebih mudah dibandingkan dengan announcer atau penyiar.
Tapi, meski waktu itu crew yang baru ini
menyampaikan kecemasannya, saya optimis ia bisa menjadi penyiar radio news atau
announcer. Saya optimis karena saya tahu, bahwa pengetahuan crew baru ini
sangat luas dan banyak. Jadi yang dicemaskan crew baru ini, lebih tentang ilmu
public speakingnya yang belum dikuasai. Dari beberapa motivasi yang saya
sampaikan, selanjutnya, crew baru ini akhirnya tertarik dan punya niat
memperdalam ilmu public speaking khusunya announcer di radio news. Niatan
itupun selalu dan seiring diucapkan dan juga sering saya dengar. Dia sering
mengucapkan “saya pasti bisa”. Tidak hanya berhenti di niat, tapi ia juga
mengambil tindakan untuk mewujudkan niatnya. Tindakan nyata yang dilakukan
adalah berlatih tanpa lelah dan dilakukan setiap saat. Berlatih adalah kunci
untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan.
“Dunia tidak membayar anda untuk pengetahuan anda,
tapi dunia membayar anda untuk tindakan anda”
(Jack Canfield Penulis chicken soup for the soul)
Berlatih adalah kunci kesuksesan keinginan kita. Dan
dalam peristiwa ini, crew baru ini berlatih keras, baik di studio atau di
lapangan (berbicara sendiri, atau senam vokal) selama 1 tahun. Setelah latihan
setahun yang tidak kenal lelah ini, crew yang tadinya pesimis kemudian berubah punya niat dan
tindakan, akhirnya bisa menjadi announcer di radio news Suara Surabaya. Gaya
bicaranya yang dulu gagap dan tidak percaya diri menjadi seorang announcer,
akhirnya juga hilang, Dan sekarang dia sudah lancar berbicara tentang ilmu
pengetahuan yang dikuasainya. Dengan demikian, seperti katanya Jack Canfield,
dunia telah membayar tindakanya yang berlatih keras selama 1 tahun dengan
keberhasilan bisa menjadi seorang announcer radio news. Dengan contoh peristiwa
ini, saya ingin menunjukan pada anda, bahwa siapapun bisa mengusai ilmu atau
seni public speaking asalkan mau berlatih keras setiap saat.
Klasifikasi
formal public speaking
Untuk membedakan antara formal public speaking dan non
formal, berikut beberapa klaasifikasi formal public speaking :
Media TV
- Presenter : Adalah crew TV yang bertugas membaca
berita di depan kamera TV di dalam studio TV
- Reporter : Adalah crew TV yang bertugas melaporkan
berita dari lokasi kejadian peristiwa
- Host (pemandu acara) : Adalah pembawa acara dialog di
TV dengan nara sumber.
Media Radio
- Announcer : Adalah crew radio yang bertugas dalam
mengasuh atau membawakan program siaran radio
- Newscaster/newswritter : Adalah crew radio yang
berperan dalam mempersiapkan dan membacakan berita di radio.
- Host/pemandu dialog : Adalah pembawa acara dialog di
radio dengan nara sumber.
- Reporter : Adalah crew radio yang bertugas melaporkan
berita dari lokasi kejadian peristiwa
Acara Real
- Master of Ceremony : Orang yang mengatur acara
ceremonial. Misalnya, mengatur susunan acara, mulai dari pembukaan,
sambutan-sambutan, doa dan penutup.
- Moderator : Orang yang jadi pemandu dalam dialog antara
beberapa nara sumber dengan audience.
- Nara sumber : Orang yang jadi pemakalah atau pembicara
dalam dialog atau seminar, lokakarya sarasehan
Mudah mudahan dengan uraian Cak Motivator Indonesia
tentang formal public Speaking ini, bisa menjadi wawasan untuk teman teman
pembaca. Da juga menjadi penyemangat untuk yang ingin terjun ke dunia public
speaking.
Salam
(Agung Kurniawan Muhammad – Cak Motivator Indonesia –
Konsultan HRD/SDM)