Kepompong Kupu kupu, transformasi kehidupan
Kepompong
kupu-kupu merupakan transformasi kehidupan. Transformasi kehidupan ini,
seringkali kita akan lalui, tapi tiba-tiba saja kita hentikan prose situ. Dan
akhirnya kita tidak jadi bertransformasi menjadi lebih baik dan indah, tapi
justru mandek atau berhenti. Sangat disayangkan bukan??. Baiklah, cak motivator indonesia punya sedikit cerita. Saat semua terlihat
sulit dan berat, hanya ada satu idiom “tetap semangat”. Beberapa hari yang lalu
seorang teman bercerita tentang masalah Rumah tangganya yang sudah hampir
dipastikan tidak bisa diselamtkan lagi, karena tinggal menunggu proses
administrasi saja. Tapi ternyata di sisi lain, si suaminya masih mencoba untuk
kembali kepadanya. Padahal, si istri sudah tidak bisa menerimanya lagi karena
sifat buruk suaminya, pemarah, suka mengumpat, sumpah serapah, bahkan sampai
tega memukul si istri ini. wal hasil, si istri sudah enggan lagi untuk kembali,
meskipun suaminya bersih keras mengatakan sudah berubah. Tapi si istri ini
bilang, “itu hanya kata-kata gombal saja, karena dulu juga berkali kali bilang
begitu, ternyata masih tetap sama, masih pemarah, pengumpat dan masih suka
mukul”. Karena ditolak terus, lama kelamaan si suami ini bukan meminta dengan
baik, malah melakukan terror lewat tlp, sms, dan media komunikasi lainya. Yah…
itu masalah rumah tangganya, belum lagi masalah ekonomi, karena dia harus
menghidupi dirinya sendiri. Ga mungkin khan ikut orang tua, karena sudah
menikah (meski dlm proses cerai). Maka jadilah kerja seadanya di kerasnya kota
Metropolis ini. Blm lagi masalah ini, itu dll. Begitulah ceritanya….. di akhir
cerita, dia bilang ke Cak Motivator Indonesia “saya sudah tidak kuat, saya mau
menyerah saja kalau hidup saya seperti ini”. mendengarkan kalimatnya yang
terakhir itu, saya berpikir, dia sebenarnya sudah cukup sabar. Dan dia sudah
pada titik kekuatan terakhir. Makanya dia menggunakan kata “saya sudah tidak
kuat”.
Saat
semua terlihat sulit, apakah dalam percintaan, rumah tangga, ekonomi, social, masyarakat
kadang tanpa terasa meluncurlah kata kata “saya sudah tidak kuat saya mau
menyerah saja”. Tapi tahukah, bahwa kalau kita sudah bersabar dan sudah pada
titik kekuatan terakhir, maka sebenarnya kata menyerah itu sudah tidak
diperlukan lagi. Yang diperlukan adalah, memperpanjang waktu sabar kita. Karena
sesaat lagi hidup kita akan bertransformasi menjadi lebih indah.
Kata
kuncinya adalah, sabar sampai akhir kekuatan, dan kita akan segera
bertransformasi ke kondisi yang lebih indah dan baik.
Untuk
lebih jelasnya kita bisa menjadikan metamorphosis kehidupan ulat sampai menjadi
kupu-kupu. Siapa diantara kita yang tidak tahu ulat? Pasti, semuanya mengetahui
ulat adalah binatang yang berbulu dan membuat gatal. Kecuali ulat Hongkong
(tidak berbulu dan tidak gatal, karena khusus untuk makanan burung he he he). Hampir
semua orang tidak suka, bahkan anak-anak kebanyakan ketakutan melihat ulat,
apalagi memegangnya. Ulat ini akan hidup normal seperti pada umumnya mahkluk hidup
lainnya. Bedanya, di akhir hayatnya, ulat ini tidak mati, tapi berubah diri
menjadi kepompong atau dalam bahasa jawa entung untuk beberapa saat. Sesudah
itu, kepompong ini akan berubah menjadi mahkluk yang indah yaitu kupu-kupu yang
hampir semua orang menyukainya, bahkan anak-anak kecil ingin memegangya.
Lihatlah, dari ulat yang tidak disukai semua orang, dibenci semua orang
kemudian disuka semua orang. Itu karena proses transformasi dengan menjadi
kepompong.
Demikian
juga dengan berbagai bidang kehidupan kita, ada saatnya kita sulit, susah,
dibenci semua orang, da semua orang menyulitkan kita. Maka tetaplah semangat
sampai kahir kekuatan kita, tidak aada kata menyerah. Karena di akhir kekuatan
kita, kita bersabar sebentar karena sesaat lagi kita akan bertransformasi
menjadi hidup yang lebih baik dan indah.
Itu
khan contoh yang memang semua ulat seperti itu…. Hidup manusia khan lebih
rumit. Ok… sekarang kita ambil contoh kehidupan orang di sekitar kita.
Tentu
kita kenal dengan presenter tukul arwana. Sebelum menjadi presenter kondang
seperti sekarang ini, hidupnya tukul sangat susah, tinggal di kos kosan, banyak
hutang ke warung untuk untuk makan dan masalah kehidupan lainnya. Tapi tukul
tetap bersabar sampai akhir kekuatanya dan pada akhirnya tukul bertransformasi
menjadi presenter kondang semacam sekarang ini. Tukul sendiri memakai istilah “Kristalisasi”
keringat kerja kerasnya selam bertahun-tahun. Istilah yang maknanya hampir sama
dengan transformasi.
Tidak
hanya, ulat yang bertransformasi. Tidak hanya Tukul yang bisa mengkristalisasi
keringat kerja keras. Lihatlah di sekitar anda, cukup banyak orang-orang, tetangga
kita, keluarga kita yang mampu melakukan kesabaran yang ekstra sampai kemudian
di titik akhir kekuatan dan bertransformasi menjadi lebih baik dan indah. Maka kita
semua juga mampu melakukanya.
Karena
itu, Cak Motivator Indonesia ucapkan
selamat bertransformasi dan selamat menyongsong kehidupan yang lebih baik dan
lebih indah.
Salam
(Agung
Kurniawan Muhammad – Cak Motivator Indonesia – Konsultan HRD)